Wednesday, April 12, 2023

Kehilangan

Losing people or things you really love is never easy. My road has never been easy, I know. Aku kehilangan banyak hal, beberapa kali. It did kill me inside, but I am still here, anyway.

Selama tinggal di kota ini, aku juga kehilangan beberapa kali. Kehilangan apa itu? Mungkin gak aku sebutkan di sini, dan rasanya sakit, sedih, tentu ya. Tapi kembali lagi, percaya sama apa yang sudah Allah SWT tentukan, tuliskan, gariskan, takdirkan selalu jadi pegangan yang menguatkan aku lagi dan lagi.

Aku paham mungkin gak semua bisa relate dengan apa yang aku jadikan pegangan dan apa yang aku yakini selama ini. Tapi husnudzon dengan ketentuan Allah sangat membantu. Aku harap kalian paham, apa yang Allah janjikan di Al-Quran itu gak pernah terlewat. Allah gak pernah ingkar.

Kita pasti sering dong minta dan berdoa yang terbaik? Nah, ketika aku, kamu, kita sudah berani meminta yang terbaik, maka kita harus siap juga kehilangan yang menurut kita baik.

Yang menurut kita baik belum tentu yang terbaik bagi Allah kan?

Dari situ aku paham, Allah juga akan selalu mengganti hal yang lebih baik setelah Ia mengambil sesuatu atau seseorang dari kita. Selalu. Setelah dipikir-pikir, Allah memang sebaik itu. Aku saksinya sendiri, saksi hidupku sendiri, saksi atas apa yang aku lewati, yang aku jalani, kalau memang hal baik selalu Allah berikan setelah aku benar-benar melepaskan.

Kali ini, aku mengalami lagi apa itu kehilangan. Sedih pasti. Tapi, seperti yang sudah-sudah aku alami sendiri, banyak banget hal baik yang Allah kasih, berurutan, di waktu yang tepat. Jadi, untuk yang sekarang aku alami ini, aku yakin dan percaya kalau aku bisa ngelewatinnya lagi dan lagi. Great things are yet to come. 

This will pass, I promise it will pass.


Best,

Ayu

Tuesday, January 4, 2022

Bertahan adalah Pencapaian

I am writing this in 2022.

Bismillah.

Pertama-tama, aku mau berterima kasih sama diriku sendiri.
Aku sering sekali merasa diri sendiri belum mampu melakukan banyak hal.
Sering sekali bertanya-tanya kenapa diri sendiri pernah dilahirkan ke dunia.
Sering sekali, bangun di pagi hari, kemudian menyesal kenapa harus dibangunkan kembali untuk menghadapi hari?
Maafkan aku ya, diriku sendiri. Kamu selalu berusaha menanamkan 'do good' ke orang lain tapi kenapa tidak ke diri sendiri?

Sampai pada akhirnya aku ada di titik di mana aku ngerasa Allah menjawab semua harapanku, entah yang aku simpan di benak, atau aku ucapkan secara lisan.
Sampai pada akhirnya ada tulisan yang mana aku berterima kasih sekali untuk siapapun yang menuliskannya,
"I cannot tell you how long you still have to go through what you are going through, but I can tell you that in your way, you are going to make it through, and even if this season you do not feel that you are making any progress, the fact that you are still here and trying your best is a sign of your bravery, courage and strength"

Di titik sekarang ini, aku percaya, ketika kamu memutuskan untuk bertahan di hidup yang payah, di hidup yang menyedihkan, di hidup yang menyulitkan, itu sudah sebuah pencapaian. You are that brave to face another miserable day.
Yang membuat aku bersyukur adalah, aku selalu percaya, sangat percaya bahwa Allah gak pernah tidur.
Mungkin bagi sebagian, atau banyak orang, hal itu klise, tapi aku dan keyakinanku selalu percaya kekuatan yang Allah kasih.

Gimanapun aku juga manusia biasa. Aku banyak mengeluh. Aku banyak hard complaint. Aku selalu membandingkan kehidupanku dengan orang lain di luar sana dan aku tau banget itu semua bukan hal yang patut ditiru. Tapi kemudian, selalu ada pemahaman bahwa semua yang dituliskanNya untuk aku, untuk kita, sudah sesuai porsi.

This is 2022 dan banyak hal di 2021 yang naik turun untukku.
Aku bersyukur setidaknya 2021-ku lebih baik dibanding 2020. The first month in 2021 was pretty hard. I saw my mom fighting the Covid. I never thought that it would be that hurt seeing your mom got sick because of Covid-19, but she made it.

3 Januari 2021 ibuku ulang tahun tapi berjuang melawan Covid-19 dan Alhamdulillah di tahun ini, tepatnya 3 Januari 2022 kemarin, ibu-ku sehat dan masih bisa mensyukuri nikmat dan sayang yang Allah berikan.
Terima kasih, Ya Allah. Terima kasih sudah membuat kami bertahan.

Di tahun 2021 juga aku menyaksikan sendiri adikku wisuda. It was the happiest moment. Ketika ibu sembuh trus beberapa bulan kemudian menyaksikan sendiri adikku wisuda dari perguruan tinggi yang mana selalu ibu-ku impikan, I don't know what to say. Allah Maha Baik. KejutanNya selalu di luar nalar.

Setelah itu, beberapa bulan kemudian, kami harus mengulang lagi kejadian yang membuat trauma di masa remaja timbul. I can't tell you about the exact situastion but it was pretty bad to see your beloved ones got ashamed. But once again, we made it. We chose life. We survived and here we are in 2022.

Aku sekarang ini belajar untuk gimana caranya memaafkan diri sendiri terlebih dahulu agar bisa memaafkan orang lain. Aku gak tahu caranya gimana. Aku gak tahu harus memulai darimana. Aku hanya gak mau memendam perasaan dendam, marah ke siapapun itu. Aku ngerasa ketika ada orang yang menyakiti aku atau keluargaku, mungkin karena ada hal di masa lalu yang kami lakukan yang juga pernah menyakiti orang lain. This world doesn't revolve around you, does it? Jadi, aku belajar ikhlas. Meski aku sendiri, sampai sekarang, gak tau ikhlas itu yang seperti apa. Bahkan, di Surah Al-Ikhlas juga kita gak nemu kata 'Ikhlas' kan?

Aku bersyukur bisa bertahan sampai sejauh ini. Kekuatan yang aku punya. Pemahaman yang aku punya. Kemampuan aku punya. Semuanya ini pemberian Allah. Pencapaian ini semua Allah berikan untuk aku dan aku gak akan ada di sini tanpa restuNya. Itu sudah menjadi pencapaian untukku. Terima kasih, Ya Allah. Terima kasih untukMu yang tidak akan pernah berhenti aku ucapkan.


Semarang, Januari 2022.

Ayu

Wednesday, September 30, 2020

Blessed September 2020

 


People would ask what is your favorite month of the year? I will surely answer: September.

Obviously, I was born in September and autumn occurs in every September even though I know there are no such things that what we call 'autumn' or 'fall' in Indonesia. The falling leaves is one of the mesmerizing views this earth could show in fall season. My favorite! Terima kasih, Ya Allah.

Berhubung ini hari terakhir di bulan September 2020, jadi saya ingin berbagi sedikit banyaknya hal apa saja yang saya syukuri, saya pelajari, khususnya di bulan ini.

Saya bertambah umur di bulan ini, yeay! Shout out to all Virgo buddies out there who can still survive until this time. We got this! We have many more to come. Sampai bulan September ini, 2020 sudah memberikan saya banyak sekali pengalaman. Pasti semua orang juga mengalami hal yang sama. Iya, kan? I suffered a lot of things. I have witnessed a lot of things. Tapi, setelah saya renungkan sampai saat ini, segila apapun perjalanan hingga sejauh ini, ternyata saya mampu bertahan. Ternyata, orang-orang tersayang juga mampu bertahan, ternyata saya bisa jadi lebih mengenal orang-orang spesial yang ternyata memang begitu spesial dan penting untuk saya. Terima kasih, Ya Allah.

Blessed September 2020. Blessed life. Blessed me.

Di tahun 2020 ini saya juga mendapatkan 4 ponakan sekaligus dari keempat sepupu yang berbeda. Rezky, Raheesh, Ellen dan Hazel. Terima kasih sudah hadir ke dunia di tengah pandemi. Terima kasih sudah menjadi pasti di tengah ketidakpastian. Terima kasih telah menjadi penghibur di tengah kegundahan yang melanda. Khususnya, untuk orang tua kalian, sepupu tersayang Tante-mu ini. Thank you for choosing me as your aunt. All of you, beloved newborns. MashaaAllah.


Tahun 2020 membuat saya berkomitmen untuk lebih bisa memaafkan diri sendiri. Memaafkan keadaan. Memaafkan orang lain, siapa pun itu. Namun, yang paling penting ya memaafkan diri sendiri. Menerima keadaan diri sendiri. Menjaga dan merawat diri sendiri dengan baik. Sesulit itu ternyata. Namun, jika tidak, bagaimana bisa kamu mengetahui dan menerima kasih sayang orang lain yang diberikan ke kamu kalau kamu saja tidak bisa memberi sayang ke diri sendiri?

Di bulan September ini, saya bisa bertemu dengan teman-teman lama. Silaturahmi terjaga. Alhamdulillah. Di saat-saat seperti ini, diskusi, sharing dan bertukar pikiran merupakan hal penting yang sangat saya butuhkan agar saya tetap waras dan sehat, lahir batin. Satu hal yang paling membuat saya bersyukur adalah ketika orang lain bisa percaya untuk berbagi apa yang mereka rasakan ke saya. Dari situ juga saya belajar betapa pentingnya menerima apa yang diri sendiri rasakan.

Tulisan sebelumnya, saya membahas pentingnya mengenali dan menerima semua perasaan yang kamu rasakan. Jangan ditolak, jangan dicela, that is okay. Ketika melihat teman-teman saya sedang berjuang menerima hal yang sama, saya sangat salut. Kalian hebat bisa menerima semua perasaan itu. Perasaan marah, bingung, sedih, kecewa, bahagia.. Terlebih jika semuanya bisa diungkapkan entah secara lisan atau tulisan. Terima perasaan tersebut, rasakan, pahami dan ungkapkan, jangan dipendam, ya? It is always okay to speak up. Bicara ke orang yang kamu percaya bisa mendengarkan dan paham, itu sudah sangat cukup.

Sesudahnya, perlu diingat bahwa kita semua sudah sangat hebat bisa mengungkapkan semua perasaan yang dimiliki. Saya.. Yang sejak dulu selalu berpikir bahwa lebih baik diam dibandingkan berbagi ternyata keliru. Saya yakin, banyak juga yang berpikir untuk cerita ke Tuhan. Hey, iya Anda benar. Tuhan yang memberikan masalah, Ia juga yang memiliki solusi. Tapi, siapa tahu solusi bisa didapatkan setelah berbagai ke sesama makhluk-Nya?

Setelah saya mencoba mengungkapkan apa yang saya rasakan, the burden I carry doesn't feel too heavy anymore. Begitu lega. Begitu lebih baik rasanya. Untuk kalian yang selalu mendengar sambatan saya, terima kasih ya? Terima kasih. Saya berharap dan berdoa agar saya selalu bisa diberikan kesempatan yang sama untuk bisa menjadi tempat kalian berbagi seperti hal sama yang selalu kalian lakukan untuk saya.

This year, I turn 24! Tak hentinya bersyukur saya dikelilingi orang-orang baik berhati tulus, baik dari keluarga ataupun sahabat. Terima kasih, Ya Allah.

Untuk setiap dari kalian yang masih berusaha mencerna semua ketidakpastian, ketidakadilan, kemarahan yang dirasakan.. Please don't give up, ya? I know you. I know you wont give up easily. I know you've been through worse than this and you survived. You will survive this time. There will be days where blessings are ready to welcome you every single day until you forget about the sadness behind. You can do all things in all your life, you are capable of many things, and I am sure that you are capable to choose life all over again, you are capable to believe, you are capable to hang on. No one promise you that life will get easier. Life will demand the new you in every phase of it but we are survivors. We are fighters. Life may be tough but we are tougher. I am so proud of you. Every single one of you. Saya bahkan lebih dari bersyukur bisa kenal dan dekat dengan manusia-manusia kuat seperti kalian. Manusia-manusia yang tidak takut untuk berjuang, untuk merasakan sakit, untuk merasakan gilanya perjalanan. Keren..

Terima kasih karena masih ada di sini, dan saya yakin kalian selalu ada di sini, bersama saya. We will see many things ahead, together. We will get each other's back. Saya yakin, dan pasti.. Hari-hari baik akan segera datang.

Terima kasih yang paling besar di bulan ini setelah untuk Allah SWT tentu saja untuk kedua orang tua saya, Mama dan Bapak. Terima kasih karena kalian.. Ayu sudah dilahirkan di bulan September. Bulan yang di mana banyak pohon yang menggugurkan daunnya untuk bisa menumbuhkan generasi baru, yang tangguh, yang cantik, yang tak kalah indah. Terima kasih sudah mendidik Ayu dengan cara kalian sendiri. Terima kasih sudah mengajarkan dan memperlihatkan banyak hal. Apapun yang Bapak dan Mama berikan, Ayu tau itulah cara Mama dan Bapak mendidik, cara kalian memberikan sayang. I will surely prove people out there that you both has raised me well. Mungkin belum bisa dengan materi, namun Ayu dan Dek Arum akan jaga diri baik-baik sebagai perempuan yang dibesarkan dan dididik Mama Bapak karena kita tahu, membesarkan dan menjaga anak perempuan itu gak mudah.

Terima kasih atas semua nilai-nilai kebaikan, kemanusiaan, semua nilai apapun itu yang selalu ditunjukkan ke Ayu. Thank you for raising me right. I am eternally grateful for it.

Terima kasih, September 2020 

I love you, Mama, Bapak


With love and blessed,

Rahma Dewi Ayuningrum